Senin, 22 Maret 2010

m3n9hItung h@rI

Menghitung hari

Detik demi detik

Menunggu hasil ujian nanti

Apakah lulus

Ataukah tidak

Tapi kuharus tetap optimis...

NB:Wat temen-temen yang mau menghadapi UN 2010 tetap belajar,berdo'a dan tak lupa ridho orang tua,OK!..

Kamis, 18 Maret 2010

Habis Manis Sepah di Buang (Revisi)

Oleh : Nining KN

Malam yang begitu dingin menyelimutiku yang masih tidur pulas.Rembulan bersinar begitu terang seakan-akan tersenyum senang malam ini.Kebetulan hari ini hari minggu,jadi aku tidak masuk sekolah karena libur.Jadi tidak kagum apabila bangun siang,biasa anak remaja.

Tidak lama kemudian aku dibangunkan oleh suara ketukan pintu yang dari tadi berusaha membangunkanku.
“Non,bangun sudah siang.Itu sudah ditunggu Tuan dan Nyonya di Meja makan,soalnya Tuan tergesa-gesa mau berangkat kerja.”oceh Bik Nah yang setiap pagi selalu membangunkanku dan menuruti apa-apa yang aku inginkan.Dan yang setiap saat setia menemani aku di rumah,karena kedua orang tuaku yang selalu sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah.Karena aku juga anak semata wayang,yang mungkin bisa dikatakan manja.
“Ya Bik bentar lagi juga turun.”jawabku pada Bik Nah.
Akupun langsung bergegas bangun dan turun ke Meja makan untuk makan bersama dengan kedua orang tuaku,yang kebetulan hari ini Ayah dan Ibuku akan Meeting di luar kota selama satu minggu.Jadi sarapan yang terakhir kalinya.

“Putri,selama Mama pergi kamu jangan aneh-aneh di Rumah.Belajar yang sungguh-sungguh.”pesan Mama sebelum berangkat ke bandung.
“Ya Ma,pasti Putri belajar kok!”jawabku santai.
“Ya sudah Mama dan Papa pergi dahulu,Da sayang…”
“Da Ma,hati-hati di jalan ya.”

Setelah Mama dan Papa pergi,akupun langsung meluncur dengan menaiki mobil sedan hitamku ke rumah Sintya untuk berkumpul bersama dengan teman-temanku.Soalnya ada kesempatan,jadi tidak akan aku sia-siakan.Sambil menyetir akupun mendengarkan MP3 Black Berryku,yaitu Band kesukaanku THE ROCK.setelah bebrapa saat menempuh perjalanan,akhirnya sampai juga ke rumah Sintya.
“Hai Sob,gimana jadi tidak kita jalan-jalan ke mall.Mumpung tebal nih …”tawarku kepada teman-temanku.
“Mau…mau…,kitakan tidak mau menolak rezeki,kan tidak baik yakan Mel?”jawab Sintya.
“Ya,masak kita mau nolak rezeki kan tidak baik.”
“Sok alim kamu?”ejekku.
“Emang ortumu jadi pergi?”tanya Rida.
“Namanya juga perjanjian Bisnis,mana bisa dibatalkan.Ya sudah,dari pada membicarakan urusan ortuku,mendingan langsung pergi senang-senang saja.”tawarku.
“Oke deh…”tanda persetujnuanteman-temanku.Aku dan teman-temanku pun langsung berangkat ke Mall.


* * *

Setelah sampai di Mall,kamipun langsung berpuas-puas belanja dan berfoya ria.Kami langsung memasuki tempat pakaian,pernak-pernik dan assesories.
Kulihat banyak baju modern,tas yang bagus-bagus dan perhiasan perak yang unik-unik.
“Eh,Put kamukan yang akan bayar semua ini?”tanya Sintya.
“Pasti,pokoknya kalian belanja saja.”jelasku.
Waktu berjalan begitu cepat,tidakku duga jam telah menunjukkan angka 15.00 WIB.Kamipun langsung pulang.
“Sin,malam ini bolehkan aku tidur di rumahmu?”tanyaku pada Sintya.
“Tentu,tapi kamu sudah izin belum sama Bibikmu?”
“Ah,tidak usah.”
“Tapi bagaimana kalau mencarimu?”
“Masa bodoh,yang penting aku bisa bebas.”
“Baiklah.Bagaimana kalau nanti malam kita ke Simpang lima,kan ada konser The Rock.”usul Sintya.
“Oke aku setuju.Bagaimana kamu Put?”tanya Amel.
“So pasti…kasihankan kalau kita lewatkan!”

Kamipun langsung bersiap-siap untuk nonton konser.Dan kami memakai baju yang baru saja tadi siang kita beli.Ku pakai gaun pink dan sepatu merah muda yang merupakan warna kesukaanku.Kami lansung tancap gas menuju Simpang lima,yang cukup jauh dari rumah Sintya.

* * *

Tidak terasa kami telah sampai di Simpang lima.Disana sangat ramai sekali,kira-kira 1.000 orang yang memadati lapangan Simpang lima.Lampu warna-warni menghiasi lapangan dan memeperindah suasana.Ku habiskan uangku berhamburan tanpa jelas di hari ini.
“Wah…,Seru sekali.”
“Bukan seru lagi sudah lebih…!”jawab Rida.
“Woi…malam ini aku senang sekali.”teriakku pada rembulan yang agak enggan tersenyum padaku.

Puas menikmati konser,akupun lansung pulang ke rumah Sintya.Sampai di rumah Sintya,aku langsung merebahkan badanku di atas ranjang tunggal kamar Sintya.Tiba-tiba…
Gret…gret…HPku berbunyi.
“Siapa?”
“Ini Papa Put,sekarang pulanglah.”
“Lho kok Papa sudah pulang,katanya 1 minggu?”
“Jangan bertanya dulu,pulanglah sekarang.”
“Baiklah pa…Putri pulang sekarang.”
Akupun langsung pulang dengan tergesa-gesa,tanpa berpamitan dengan Sintya.

* * *

Sampai di halaman rumah,aku langsung berlari menuju ruang tamu.dan ternyata ku temui Ayah dan Ibuku sudah menangis,tidak tahu mengapa mereka menangis.
“Ada apa Pa,Jawab?”
Papapun hanya terdiam dan terdiam.
“Ada apa Pa,jawab Putri?”
“Rumah dan semua peralatan termasuk mobil di sita…”
“Mengapa semua peralatan harus di sita,pa?”
“Perusahaan kita bangrut put.”jelas papa padaku.
“Tidak mungkin,tidak mungkin…”
“Betul Put,mulai besok kita harus pindah ke tempat lain,mungkin ke Kontrakkan.”kata Mama.
Awalnya aku tidak bisa menerima semua ini,tapi aku hanya bisa menerima dan merenungi nasib malang yang menimpaku.

Keesokan harinya seperti biasa aku berangkat sekolah,tapi kali ini aku hanya berjalan kaki sendirian menelusuri jalan yang sepi dari kontrakkan baruku.Kampung yang kumuh dan kotor.

Sampai di sekolahan mengapa semua sahabatku tidak lagi menyambutku dan menyapaku?ada yang salah denganku…
“Hai Mel,lagi apa?”sapaku pada Amel.
Tanpa jawaban sahabatku pergi meninggalkanku begitu saja.Tapi aku terus mengejar mereka.
“Kenapa sih dari tadi kalian menghindar dariku?apa aku ada salah dengan kalian?”
“Atau karena aku miskin,tidak kaya seperti kalian,aku gembel apa…”sambungku sambil menagis dan perasaan kecewa.
“Bagus deh kalau kamu sadar dan tahu diri.”jawab Sintya.
“Ternyata kalian sahabat yang berhianat,hanya memanfaatkan hartaku dan kekayaanku,kalian sahabat yang tidak sejati.”
“Ternyata baru tahu,bagusdeh……dari pada menyesal kemudian.”
“Dasar,kalian tidak tahu diri!.Dan aku menyesal telah bersahabat dengan kalian semua.”

Akupun langsung berlari keluar sekolah meninggalkan teman-temanku yang hanya membuatku meneteskan air mata.Sepanjang jalan ku menelusuri sendiri tanpa mobil tempatku berteduh dan tanpa sahabat yang menemaniku,di bawah panasnya terik matahari yang tampak sedih melihatku menangis.Sekarang aku menemukan pelajaran berharga dalam hidupku.Dan aku tahu,hanya sahabat sejatilah yang dapat mengerti keadaan sahabat lainnya.

Kamis, 11 Maret 2010

-ILMU BEKALKU-

Oleh : Nining KN.
Ku rela meninggalkan keluargaku
Hanya mencari satu tujuan
Mencari ilmu
Sebagai bekal dan pedoman
Selama hidup di dunia dan akhiratku...

Ilmu,
Aku harus mencarimu
walaupun waktu terus bergulir
Tapi aku tetap mengejarmu
meski sampai ke negeri Cina
Yang jauh di sana...

Kewajiban semua muslim
Termasuk mencarimu,
Mempelajari,serta Mengamalkanmu...

Rabu, 10 Maret 2010

HABIS MANIS SEPAH DIBUANG

Oleh :Isponi Umayah

Malam yang begitu dingin menyelimutiku yang masih tidur pulas.Rembulan bersinar begitu terang seakan-akan tersenyum senang malam ini.Kebetulan hari ini hari minggu,jadi aku tidak masuk sekolah karena libur.Jadi tidak kagum apabila bangun siang,biasa anak remaja….

Tidak lama kemudian aku dibangunkan oleh suara ketukan pintu yang dari tadi berusaha membangunkanku.
“Non,bangun sudah siang.Itu sudah ditunggu Tuan dan Nyonya di Meja makan,soalnya Tuan tergesa-gesa mau berangkat kerja.”Oceh Bik Nah yang setiap pagi selalu membangunkanku dan menuruti apa-apa yang aku inginkan.Dan yang setiap saat setia menemani aku di rumah,karena kedua orang tuaku yang selalu sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah.Karena aku juga anak semata wayang,yang mungkin bisa dikatakan manja.
“Ya Bik bentar lagi juga turun.”jawabku pada Bik Nah.
Akupun langsung bergegas bangun dan turun ke Meja makan untuk makan bersama dengan kedua orang tuaku,yang kebetulan hari ini Ayah dan Ibuku akan Meeting di luar kota selama satu minggu.Jadi sarapan yang terakhir kalinya.

“Putri,selama Mama pergi kamu jangan aneh-aneh di Rumah.Belajar yang sungguh-sungguh.”Pesan Mama sebelum berangkat ke bandung.
“Ya Ma,pasti Putri belajar kok!”Jawabku santai.
“Ya udah Mama dan Papa pergi dahulu,Da sayang…”
“Da Ma,hati-hati di jalan ya.”

Setelah Mama dan Papa pergi,akupun langsung meluncur dengan menaiki mobil sedan hitamku ke rumah Sintya untuk berkumpul bersama dengan teman-temanku.Soalnya ada kesempatan,jadi tidak akan aku sia-siakan.Sambil menyetir akupun mendengarkan MP3 Black Berryku,yaitu Band kesukaanku THE ROCK.setelah bebrapa saat menempuh perjalanan,akhirnya sampai juga ke rumah Sintya.
“Hai Sob,gimana jadi tidak kita jalan-jalan ke mall.Mumpung tebal nih …”Tawarku kepada teman-temanku.
“Mau…mau,kitakan tidak mau menolak rezeki,kan tidak baik yakan Mel?”jawab Sintya.
“Ya,masak kita mau nolak rezeki kan tidak baik.”
“Sok alim kamu?”Ejekku.
“Emang ortumu jadi pergi?”Tanya Rida.
“Namanya juga perjanjian Bisnis,mana bisa dibatalkan.Ya sudah,dari pada membicarakan urusan ortuku,mendingan langsung pergi senang-senang saja.”tawarku.
“Oke deh…”tanda persetujnuanteman-temanku.Aku dan teman-temanku pun langsung berangkat ke Mall.


* * *

Setelah sampai di Mall,kamipun langsung berpuas-puas belanja dan berfoya ria.Kami langsung memasuki tempat pakaian,pernak-pernik dan assesories.
Kulihat banyak baju modern,tas yang bagus-bagus dan perhiasan perak yang unik-unik.
“Eh,Put kamukan yang akan bayar semua ini?”Tanya Sintya.
“Pasti,pokoknya kalian belanja saja.”Jelasku.
Waktu berjalan begitu cepat,tidakku duga jam telah menunjukkan angka 15.00 WIB.Kamipun langsung pulang.
“Sin,malam ini bolehkan aku tidur di rumahmu?”Tanyaku pada Sintya.
“Tentu,tapi kamu sudah izin belum sama Bibikmu?”
“Ah,tidak usah.”
“Tapi bagaimana kalau mencarimu?”
“Masa bodoh,yang penting aku bisa bebas.”
“Baiklah.Bagaimana kalau nanti malam kita ke Simpang lima,kan ada konser The Rock.”Usul Sintya.
“Oke aku setuju.Bagaimana kamu Put?”Tanya Amel.
“So pasti…kasihankan kalau kita lewatkan!”

Kamipun langsung bersiap-siap untuk nonton konser.Dan kami memakai baju yang baru saja tadi siang kita beli.Ku pakai gaun pink dan sepatu merah muda yang merupakan warna kesukaanku.Kami lansung tancap gas menuju Simpang lima,yang cukup jauh dari rumah Sintya.

* * *

Tidak terasa kami telah sampai di Simpang lima.Disana sangat ramai sekali,kira-kira 1.000 orang yang memadati lapangan Simpang lima.Lampu warna-warni menghiasi lapangan dan memeperindah suasana.Ku habiskan uangku berhamburan tanpa jelas di hari ini.
“Wah…,Seru sekali.”
“Bukan seru lagi sudah lebih…!”Jawab Rida.
“Woi…malam ini aku senang sekali.”Teriakku pada rembulan yang agak enggan tersenyum padaku.

Puas menikmati konser,akupun lansung pulang ke rumah Sintya.Sampai di rumah Sintya,aku langsung merebahkan badanku di atas ranjang tunggal kamar Sintya.Tiba-tiba…
Gret…gret…HPku berbunyi.
“Siapa?”
“Ini Papa Put,sekarang pulanglah.”
“Lho kok Papa sudah pulang,katanya 1 minggu?”
“Jangan bertanya dulu,pulanglah sekarang.”
“Baiklah pa…Putri pulang sekarang.”
Akupun langsung pulang dengan tergesa-gesa.

* * *

Sampai di halaman rumah,aku langsung berlari menuju ruang tamu.dan ternyata ku temui Ayah dan Ibuku sudah menangis,tidak tahu mengapa mereka menangis.
“Ada apa Pa,Jawab?”
“Rumah dan semua peralatan termasuk mobil di sita…”
“Mengapa semua peralatan harus di sita,pa?”
“Perusahaan kita bangrut put.”Jelas papa padaku.
Akupun hanya bisa menangis meratapi dan merenungi nasib malangku.

Keesokan harinya seperti biasa aku berangkat sekolah,tapi kali ini aku hanya berjalan kaki sendirian menelusuri jalan yang sepi dari kontrakkan baruku.
Sampai di sekolahan mengapa semua sahabatku tidak lagi menyambutku dan menyapaku?ada yang salah denganku…
“Hai Mel,lagi apa?”Sapaku pada Amel.
Tanpa jawaban sahabatku pergi meninggalkanku begitu saja.Tapi aku terus mengejar mereka.
“Kenapa sih dari tadi kalian menghindar dariku?apa karena aku miskin,tidak kaya seperti kalian,aku gembel apa…”Jelasku sambil menagis dan perasaan kecewa.
“Bagus deh kalau kamu sadar dan tau diri.”Jawab Sintya.
“Ternyata kalian sahabat yang berhianat,hanya memanfaatkan hartaku dan kekayaanku,kalian sahabat yang tidak sejati.”
“Ternyata baru tahu,bagusdeh……dari pada menyesal kemudian.”
“Dasar tidak tahu diri.”

Akupun langsung berlari keluar sekolah meninggalkan teman-temanku yang hanya membuatku meneteskan air mata.Sepanjang jalan ku menelusuri sendiri tanpa mobil tempatku berteduh dan tanpa sahabat yang menemaniku,di bawah panasnya terik matahari yang tampak sedih melihatku menangis.Sekarang aku menemukan pelajaran berharga dalam hidupku.Dan aku tahu,hanya sahabat sejatilah yang dapat mengerti keadaan sahabat lainnya.