Oleh: Nining KN
Pagi buta angin bertiup sepoi-sepoi mengelus tubuhku yang masih tidur terlelap di dalam kamarku.Padahal jam telah menunjukkan angka 06.00 WIB.Tiba-tiba aku dibangunkan oleh bunyi ponselku.
Tililit...Tililit…
“Aduh,siapa sih pagi-pagi sudah telpone,mengganggu orang tidur saja!”ketusku,sambil mengangkat HPku.
“Hallo…”
“Hai bangun…, jangan tidur terus!Sudah jam 06.30 nih.Kitakan harus berangkat pagi,secara hari ini adalah hari perpisahan.”
“Ya deh sebentar lagi aku juga mau mandi,kamu jangan khawatir Van…”Kataku.
“Dasar anak mama,jam segini belum bangun!”Ejek Revan.
“Ya sudah deh,aku mau mandi bye-bye…”
Akupun langsung bergegas mandi dan siap-siap untuk berangkat sekolah.
* * *
Sampai di sekolahan aku melihat Revan sedang bersenda gurau dengan teman-teman,akupun langsung ikut bergabung.
“Hai friend bareng donk…!”sapaku.
“Eh kamu Ayy kok sudah sampai sini?”Tanya revan sembari tersenyum padaku.
“Eh Ayy,nanti aku mau menampilkan sebuah lagu untukmu.”
“Oh ya…?apa tuh pasti istimewa kamu persembahkan untukku,ya kan ngaku deh!”Tanyaku penasaran.
“Tunggu saja nanti”Ucap Revan yang membuatku penasaran.
Acara perpisahanpun telah tiba,aku sangat sedih, karena harus berpisah dengan teman-temanku dan sahabatku selama 3 tahun yang tak lain adalah Revan.
Pada saat acara,aku duduk di sebelah Dani,sepupuku.Sedangkan Revan duduk di depan karena akan tampil membawakan sebuah lagu.
“Rasanya sedih sekali akan berpisah dengan teman-teman”Ucapku lirih kepada Dani.
“Ya nih Ayy,apalagi dengan kamu.”
“Gombal kamu Dan…”Ketusku.
“Ye sekali-kalikan tidak apa-apa”
“Inimah bukan sekali tapi beberapa kali”Ejekku.
“Tapikan,kita mau nerusin di SMA sama,jadi tak masalah”Tambahku.
“Oh ya,kok aku lupa ya!”ucap Dani dengan agak sedikit malu.
“Eh nih saatnya Revan tampil”kataku sambil agak penasaran.
“Emang kenapa?”Tanya Dani padaku.
“Tidak,tadi katanya dia mau mempersembahkan sebuah lagu special untukku,jadi aku penasaran.”Jelasku.
Setelah aku tunggu,ternyata Revan menyanyikan sebuah lagu dari Ungu yang berjudul “Cinta Dalam Hati”.Di situ aku sadar bahwa selama ini Revan menyukai diriku.Sebenarnya aku juga mencintainya,tapi saat mendengar ia akan pindah,aku bohong.Dan aku bilang hanya menganggapnya sebagai sahabat,tidak lebih.Aku kira Revan menerima dengan lapang dada apa yang telah aku putuskan.Karena memang ia anak yang pantang putus asa, baik dalam hal pelajaran maupun masalah lain.Hatiku sakit saat aku harus bohong.Memang di sisi lain aku melihat dia tulus mencintaiku,seperti yang tersirat dalam lagu yang di bawakannya,yaitu
Mungkin ini memang jalan taqdirku
Mengagumi tanpa dicintai
Tak mengapa bagiku asalkaupun bahagia dalam hidupmu
Telah lama ku pendam perasaan ini
Menunggu hatimu menyambut diriku
Tak mengapa bagiku mencintaimupun adalah bahagia untukku
Air matapun tidak dapat ku bendung lagi,dan dengan sendirinya mengalir dari sudut bola mataku.
“Oh Tuhan,mengapa ini semua bisa terjadi?”Kata hati kecilku.Ku lihat Dani melihatku sambil curiga.
“Kenapa Ayy kok nangis?”Tanya Dani padaku.Tapi aku tidak menjawab,dan terus membisu sembari merenungkan kisah-kisah yang selama ini ku lewati bersama Revan,selama kurang lebih tiga tahun.
Setelah acara selesai akupun meminta sesuatu pada Dani untuk memberikan waktu padaku agar dapat bertemu dengan Revan,untuk yang terakhir kalinya.Karena Revan akan pindah ke luar Negeri bersama orang tuanya yaitu ke Italia.
“Dan,aku mohon beri waktu untuk bertemu dengan Revan yang terakhir kalinya,please?”Pintaku pada Dani.
“Tapi Ayy,…Oke deh tapi aku temani”
“Baiklah…”ucapku.
Akhirnya aku dapat mengantar Revan ke Bandara dengan diantar Dani.
* * *
Saat di Bandara aku sempat bercakap-cakap dengan Revan untuk yang terakhir kalinya.
“Hanya satu pesanku padamu Ayy,semoga kamu dapat menemukan cinta sejatimu”Ucap Revan padaku.Mendengar kata-kata itu,rasanya aku ingin menangis,tapi aku berusaha untuk menahannya.
“Begitu juga kamu Van…,jaga baik-baik diri kamu dan jangan pernah lupakan sahabatmu yang paling baik dalam hidupmu ini”Pesanku sebelum Revan meninggalkanku,sambil menangis.
“aku akan selalu mengingatmu dimanapun aku berada.”sambil mengusap air mata yang menetes di pipiku.
“Bye …”salam terakhir Revan padaku.
Tiba saatnya pesawat akan lepas landas akupun hanya dapat melambaikan tangan untuk yang terakhir kalinya.Memang benar apa yang pernah di katakannya dulu,bahwa semua manusia telah di ciptakan berpasang-pasang,dan mungkin Revan bukan milikku.Dan aku tidak boleh putus asa.
cerpennya dah bagus,trus kembangin z........
BalasHapus