Oleh : Nining KN.
Bahwasanya kehidupan ini sangatlah indah dan ajaib.Tapi aku belum merasakannya,mungkin tuhan telah memberikanku nikmat tapi mengapa aku tak dapat merasakan semua itu.
Aku adalah anak bungsu dari 4 bersaudara,tapi semua kakak-kakakku telah berumah tangga.Aku hidup hanya bersama ayah tercintaku.Memang sejak usia 10 tahun,ibuku meninggal dunia karena terserang pernyakit liver.Jadi selama 9 tahun aku dididik oleh ayah dan kakak-kakakku.
Saat usiaku menginjak 20 tahun,aku mendapat cobaan yang begitu berat.Mungkin tuhan akan menguji kesabaranku.Aku di beradakan dalam 3 pilihan yang akan menentukan masa depan dan sekaligus menjadi pendamping dalam hidupku.Dan ternyata aku dapat memilih diantara mereka.Sekarang akupun telah hidup bahagia dengan salah satu pilihanku.
Semua bermula saat aku masih duduk di bangku Aliyah.Waktu itu aku kelas XI PK(Pendidikan Keagamaan),memang saat itu aku memiliki teman lelaki yang akrab dengan ku.Dan tanpa ku sadari ia telah jatuh cinta kepadaku,tapi aku menolaknya.Lelaki itu bernama Dion.
Setelah aku lulus,ayahku memaksaku untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,mungkin karena aku pernah menang dalam lomba menulis cerpen.Tapi untuk kali ini aku tak dapat menuruti kemauan ayahku.Memang sejak kecil aku selalu di atur-atur oleh ayahku,tapi sekarang aku sudah besar,sudah dewasa jadi aku telah bisa menentukan masa depanku sendiri.
“Yah,ma’af ya untuk kali ini Afid tak dapat menuruti kemauan ayah…”
“Tapi apa yang akan kamu lakukan Fid?”tanya ayah sembari menghadapku.
Aku terdiam sejenak sambil menarik napas panjang.
“Afid akan mengaji ke Pesantren saja,boleh ya yah?”
“Tapi ayah ingin kamu bahagia Fid,ingin kamu sukses.”
“Biarkanlah Afid menentukan masa depan sendiri yah,Afid sudah dewasa dan tidak anak kecil lagi.”aku masih teguh pada pendirianku.
“baiklah,jika kamu lebih bahagia dengan kehidupan pesantren.Ayah hanya bisa mendo’akan.”
Setelah mendapat persetujuan ayah,Keesokan harinya aku berencana akan berangkat ke Pesantren Roudhotul alim Yogyakarta.
* * *
Tidak ku sangka aku telah 2 tahun hidup di pesantren meninggalkan ayahku.Dan akupun sebentar lagi akan khatam al-qur’an,betapa senangnya hatiku.Tapi tanpa ku duga hari ini ayahku menengokku ke Pesantren.
“Assalamu’alaikum,yah…”sapaku pada ayah sambil mencium tangannya.
“Wa’alaaikum salam,bagaimana kabarmu Fid?”
“Baik yah.Ada apa yah kok datang nya mendadak?”tanyaku penasaran.
“Tidak.Ayah hanya ingin bertemu dengan kamu,mungkin ayah kangen.”
“Afid juga kangen sama ayah...”sambil memeluk ayah.
Saat masih serius bicara,tiba-tiba seorang lelaki berjalan di depan kami dan kelihatannya wajah lelaki itu tak asing bagiku.Mungkin dia santri putra,tapi anehnya dia kok kenal denganku bahkan menyapaku ah jadi bingung.
Dua jam aku telah berbicara dengan ayahku,tapi tiba-tiba ayahku menanyakan suatu hal yang nampaknya penting kepadaku.
“Fid kamukan sudah 2 tahun di pesantren,apakah kamu tak punya niat untuk pulang?”
Aku hanya terdiam tanpa jawaban.Tapi ayahku terus menanyakan hal itu kepadaku,akhirnya ku putus kan untuk menjawab.
“Ma’af yah,tapi Afid masih ingin di sini.”Ayah belum sampai menjawab akupun meneruskan bicara.
“Bahkan Afid belum khatam al-qur’an yah.”keluhku kemudian.
“Baiklah.Jika memang kamu bahagia ayahpun juga akan bahagia.Ya sudah ayah pulang dulu.”Pamit ayah padaku.
Setelah ayah pulang aku kembali masuk ke pesantren dengan membawa makanan yang dibawakan ayah.Tiba-tiba BRUAKK!dari arah berlawanan ada seorang lelaki yang menabrakku.
“Ma’af,”kata lelaki itu kepadaku.
“Tidak pa-pa.”
“Aduh makananmu jatuh nih,ini semua gara-gara aku.”
“Tak pa-pa.Jangan merendah,ini juga salah aku jalan tidak lihat-lihat dulu.Bukumu juga pada berserakkan.”kataku smabil menatapnya.
“Bener kamu nggak pa-pa?,eh kenalin aku Naim santri putra.”
“Aku Afid,ya udah aku masuk dulu.”
Akupun bergegas pergi dari lelaki itu.Dan menuju ke pesantren.Setelah sampai di kamar aku kembali membuka sebagian sisa makanan,dan ternyata di dalam nya terselip selembar kertas,kertas itu bertulis se bait puisi.
Pasti ini puisi milik laki-laki itu.Gumamku dalam hati.Akupun juga masih terbayang-bayng ketampanan lelaki ituyang bagiku setampan Nabi Yusuf.
* * *
Satu minggu setelah ayah menjengukku, ternyata ayah datang kembali.
“Assalamualaiku yah,ada apa yak ok ayah ke sini lagi?”
“Wa’alaikum salam,ayah berniat mengajakmu pulang.”
“Tapi…”belum sampai menjawab ayah meneruskan.
“bagaimana,kamu mau?”
“Baiklah,tapi Afid akan kembali ke pesantren lagi .”
Aku langsung bersiap-siap untuk pulang.Saat berjalan menuju gerbang aku kembali bertemu dengan Naim.
“Kamu mau pulang ya Fid?”
“Iya..”jawabku singkat.
“Boleh tau alamatnya nggak?”
“Jalan Merpati 15 Semarang.”Teriakku sambil berjalan.
* * *
Bertepatan hari ini hari minggu tiba-tiba saat asyik membersihkan rumah terdengar suara salam dari luar rumah,dan ternyata adalah teman kecilku,Hendra.
“Eh kamu dra.Ada perlu apa ya?”tanyaku pada Hendra.
Belum sampai Hendra menjawab,tiba-tiba ada suara salam dari luar,tak ku duga ia adalah dion teman waktu MA ku dulu.Langsung saja ku persilahkan ia masuk.
“Jarang-jarang kalian main ke sini.”Tanya Afid kepada mereka berdua.
“Kamukan nggak di rumah.”jawab dion.
“Terus kalian mau ngapain.Apakah ada perlu dengan aku,atau ayahku.”
“Ya pasti dengan kamu lah…”mereka serempak.
Saat asyik sedang ngobrol,aku terkejut dengan adanya suara salam diiringi ketukan pintu.
“Assalamualaikum…”terdengar suara salam dari luar.
“Siapa sih,kok banyak sekali ya tamu hari ini,memang ini hari apa?”tanyaku pada Hendra dan Dion.
Aku terkejut saat melihat siapa yang datang.
“Wa’alaikum salam, Naim…”
“Ya ini aku Naim,”
“Ayo silahkan masuk..”
Naimpun kagum ketika melihat dua lelaki di dalam rumahku.
“Ini siapa Fid,?”Tanya Naim penasaran.
“Oh ya ini teman-temanku.Eh kalian datang kesini mau pada ngapain?”
“Mau ngajakin jalan…..”jawab Hendra dan Dion serempak.
“Kalau aku mempunyai niat ingin melamarmu..”jawab Naim berbeda dengan Hendra dan Dion.
“Sebenarnya aku juga bernit seperti itu,aku tak bisa melupakanmu Fid?”jawab Dion.
Mendengar pengakuan mereka aku sangatlah bingung,dan di hantui akan mereka bertiga.Tapi setelah lama terdiam,aku kembali memulai pembicaraan.
“Sebenarnya aku sudah mengetahui niat kalian ber-tiga.Baiklah aku akan memutuskan menerima diantara kalian,apabila kalian bertemu aku dalam istikharoh kalian selama 3 kali berturut-turut.Dan aku akan menunggu pada hari kamis besok.Begitu juga aku,aku juga akan ber istikharoh.”
* * *
Akhirnya mereka datang kembali ke rumahku,dan aku akan bertanya kepada mereka.Tapi tak kutemui Naim.
“Bagaimana,apakah kalian bertemu denganku dalam istikharoh kalian?”
“Ma’af Fid aku tak bertemu denganmu...”jawab Hendra dengan muka kisut.
“Begitu juga aku,aku juga tak bertemu denganmu..”tambah Dion.
“Berarti kalian bukan jodohku.Semoga kalian bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dariku.”
Hendra dan Dion telah memberi jawaban dan hasilnya kosong,merekapun langsung pulang.Tapi 5 menit kemudian Naim datang.Tanpa berlama-lama langsung ku tanyai dia.Sebenarnya tanpa bertanya dengan ia aku akan mendapatkan jawaban,tapi aku ingin mencari kepastian.
“Bagaimana dengan kamu,apakah kamu bertemu aku?”
“Ya aku bertemu kamu tiga kali,tapi bagaiman dengan kamu?”tanya nya kemudian.
“Be...begitu juga aku...”aku menjawab dengan sangat bahagia.
Akhirnya ku dapatkan jawaban itu pada Naim,sesosok lelaki yang memang sejak awal telah ku suka.
cerpennya sudah bagus, tapi untuk pendeskripsian tokohnya belum begitu jelas(79)
BalasHapuscerpennya sudah bagus ....
BalasHapustapi endinnya kurang menarik
seharusnya lebih di perbanayk lagi kalimat terakhirnya ...maaf aku hany bisa nhasih nilai 80... semoga biza bermanfaat..za...
wassalam..
ceritanya sudah bagus. lebih lagi jika konfliknya dipertegang saat harus memilah diantara mereka bertiga. nama tokoh lebih didiskripsikan panjang lebar. aku penggemar cerita islami, begitupun ceritamu. kuberi nilai 81. lebih menjiwai lagi ya,.
BalasHapuscerpennya sudah bagus,tapi cara penulisannya perlu di teliti lagi ya?(79)
BalasHapuscerita sudah bagus. ada sedikit pemutusan cerita yang kurang pas, perlu di pusatkan pada alur ceritanya. karena pembaca akan bingung ceritanya berubah2 tidak fokus
BalasHapusceritanya sudah bagus ...tetapi akan lebih bagus jika konfliknya lebih dipertegang lagi
BalasHapusmisalnya pada saat memilih 3pilihan itu akan lebih menarik jika diperpanjang ceritanya.........
ku kasih nilai 82 ya..... moga kamu suka
jangan lupa komen punya ku ya.........
judul cerpennya udah bagus buanget.... tapi konfliknya kurang tegang aku berharap supaya konfliknya lebih dipertegang supaya cerpenmu lebih menarik dan dapat dimuat di suara merdeka dan aku nilai 80
BalasHapusNaimpun kagum ketika melihat dua lelaki di dalam rumahku.
BalasHapus“Ini siapa Fid,?”Tanya Naim penasaran.
“Oh ya ini teman-temanku.Eh kalian datang kesini mau pada ngapain?”
“Mau ngajakin jalan…..”jawab Hendra dan Dion serempak.
“Kalau aku mempunyai niat ingin melamarmu..”jawab Naim berbeda dengan Hendra dan Dion.
“Sebenarnya aku juga bernit seperti itu,aku tak bisa melupakanmu Fid?”jawab Dion.
Mendengar pengakuan mereka aku sangatlah bingung,dan di hantui akan mereka bertiga.Tapi setelah lama terdiam,aku kembali memulai pembicaraan.
“Sebenarnya aku sudah mengetahui niat kalian ber-tiga.Baiklah aku akan memutuskan menerima diantara kalian,apabila kalian bertemu aku dalam istikharoh kalian selama 3 kali berturut-turut.Dan aku akan menunggu pada hari kamis besok.Begitu juga aku,aku juga akan ber istikharoh.”
nah seharusnya dipertegang dong konfliknya. Dan seharusnya meerka itu mengelak atau gimana gitu. Atau yang memutuskan istikaroh si tokoh utama aja. Pada suatu saat dia memutuskan atau gimanalah,dan si tokoh yang di istikarohipun juga melakukannya. Dan akrirnay dia bisa bersama yang diidamankan.
Begitulah responku. Sorry bla tak maksud dgn hati loe (80).
cerpennya bgz,,,,, tp jika pd paragraf iniAkhirnya mereka datang kembali ke rumahku,dan aku akan bertanya kepada mereka.Tapi tak kutemui Naim.
BalasHapus“Bagaimana,apakah kalian bertemu denganku dalam istikharoh kalian?”
“Ma’af Fid aku tak bertemu denganmu...”jawab Hendra dengan muka kisut.
“Begitu juga aku,aku juga tak bertemu denganmu..”tambah Dion.
“Berarti kalian bukan jodohku.Semoga kalian bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dariku.”
ada yang berbohong bertemu Afid,,, kn m'nambah ktegangan...
dan akhirnya mereka mengaku tidak bertemu Afid.... trus, tinggal satu yg bertemu kn?
trims..............(86)
Cerpennya dah bagus, tapi yang perlu ditambah hanya pembuatan konfliknya saja.
BalasHapusAku kasih kamu nilai 80.
cErpEn pean dah bguz, tp apbLa konfLik na d'tmbah agy lbih bguz.
BalasHapuspendeskripsian tk0h perlu d'prjLas agy,
mksih...(81)
wah klo d lht dr judul'a sngt menarik, way isi'a lmyn Bgus... da lngkup islami'a...
BalasHapusq ksih nilai (80)
cerita nya dah bagus tapi alur tidak jelas konflik kurang tajam
BalasHapustapi judul sudah menarik aku seneng punya temen bisa buat cerpen seperti ini padahal anaknya masih kecil he......3x
ku kasih nilai 87
Ending cerita ini cukup bagus, tetapi perlu pembenahan pada maslaha ejaan dan tanda baca.
BalasHapusBeberapa kata yang semestinya dirangkai adalah: "kutanyai", "temanku"
Kata yang dipisah adalah:
"di pasar", "di sekolah", "dia pun akhirnya pergi", dll
Pada pararaf berikut ini, manakah yang perlu diperbaiki?
Hendra dan Dion telah memberi jawaban dan hasilnya kosong,merekapun langsung pulang.Tapi 5 menit kemudian Naim datang.Tanpa berlama-lama langsung ku tanyai dia.Sebenarnya tanpa bertanya dengan ia aku akan mendapatkan jawaban,tapi aku ingin mencari kepastian.
“Bagaimana dengan kamu,apakah kamu bertemu aku?”
“Ya aku bertemu kamu tiga kali,tapi bagaiman dengan kamu?”tanya nya kemudian.
“Be...begitu juga aku...”aku menjawab dengan sangat bahagia.
Akhirnya ku dapatkan jawaban itu pada Naim,sesosok lelaki yang memang sejak awal telah ku suka.